Rabu, 28 Maret 2012

Bhuta Kala

 ogoh-ogoh nyepi 1934 (Buntu Sari)


Bhuta Kala umumnya dibayangkan sebagai suatu makhluk yang berwajah seram menakutkan. Mulutnya lebar, bertaring panjang, mata merah mendelik, rambut tergerai tanpa aturan, perut gendut dengan sikap garang. Keadaan itu sering diwujudkan dengan ogoh-ogoh menjelang Nyepi. Penggambaran Bhuta Kala itu sangatlah wajar sebagai imajinasi para seniman dan rohaniawan. Karena kalau manusia. tidak harmonis dengan Bhuta Kala perasaan ngeri seperti melihat Bhuta Kala yang digambarkan di atas. Dalam bahasa sehari2 di kalangan umat Hindu terutama di Bali ada istilah mecaru untuk nyomia Bhuta Kala. Upacara nyomia Bhuta Kala artinya mengubah sifat ganas Bhuta Kala menjadi bersifat lembut membantu manusia untuk mengembangkan perbuatan baik.

Jadi hakekat upacara mecaru itu adalah memotivasi spiritual agar selalu berbuat mengubah sifat ganas menjadi lembut tentang keberadaan Bhuta Kala itu. Dengan demikian terjadilah suatu hubungan yang harrnonis antara manusia dengan Bhuta Kala, Keharmonisan itulah tujuan dari upacara mecaru itu.

Bhuta Kala yang digambarkan itu tidak lain dari pada sifat-sifat alam kita ini. Manusia hidup bersama alam bahkan jasmani manusia juga disebut alam kecil atau Bhuwana Alit. Sifat alam kadang-kadang sebagai sahabat manusia kadang-kadang sebagai musuh manusia. Api dan air bisa menjadi sahabat dan membantu kehidupan manusia. Bisa juga menjadi musuh manusia seperti menimbulkan kebakaran, banjir dan lainnya. Agar alam itu selalu dapat bersahabat dengan manusia, yang harus aktif membangun persahabatan itu adalah manusia itu sendiri. Persahabatan dengan alam itu dapat dilakukan dengan cara sekala atau nyata dan dengan cara niskala atau dengan cara kerokhanian. Upacara mecaru adalah membangun persahabatan dengan alam dengan cara niskala. Cara niskala ini harus seimbang dengan cara sekala. Dengan demikian Bhuta Kala itu akan selalu menjadi sahabat membantu kehidupan manusia.

Dari sudut arti kata, Bhuta Kala berasal dari kata Bhuta yang artinya unsur-unsur alam kita ini. Bhuta dibangun oleh lima elemen yang disebut Panca Maha Bhuta, yaitu unsur tanah, air, api, udara dan ether. Lima unsur itulah yang membangun alam ini seperti planet-planet yang bertebaran di kolong langit ini. Planet-planet yang paling dekat dengan kita adalah bumi, bulan dan matahari. Perputaran planet-planet itu menimbulkan waktu dan musim. Waktu dalam bahasa Sanskerta adalah Kala. Bhuta Kala arti sebenarnya adalah Ruang dan Waktu. Manusia hidup dalam suatu ruang dan waktu tertentu. Tidak ada manusia hidup tidak berada pada ruang dan waktu tertentu itu. Ruang dan wakru itu dapat menjadi sahabat manusia dapat pula menjadi musuh yang menyusahkan manusia. Dalam persahabatan ini manusialah yang semestinya aktif menjalin persahabatan dengan ruang dan waktu itu. Untuk itu manusia hendaknya memahami peredaran ruang dan waktu itu dan segala potensi yang dikandung dalam peredaran tersebut. Dengan caru itu berarti kita dapat memanfaatkan secara positif ruang dan waktu atau Bhuta Kala, sehingga Bhuta Kala tidak lagi mengerikan.


MANAJEMEN DAN ORGANISASI


MANAJEMEN DAN ORGANISASI


1.                  Pengertian Organisasi
A. Arti Statis
Organisasi adalah wadah kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

            B. Arti Dinamis
Organisasi adalah sebuah sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.


2.                  Macam-macam Organisasi
A. Organisasi Niaga
Organisasi Niaga adalah suatu organisasi yang sifatnya untuk mencapai suatu keuntungan. Organisasi ini sering kita temui dalam kehidupan yang berbasis globalisasi saat ini., dengan faktor ekonomi yang semakin berkembang menjadikan Organisasi Niaga semakin pesat pula.
Adapun macam-macam Organisasi Niaga antara lain:
·      Perseroan Terbatas (PT)
·      Perseroan Komanditer (CV)
·      Firma (FA)
·      Koperasi
·      Join Ventura
·      Trust
·      Kartel
·      Holding Company

B.  Organisasi Sosial
Organisasi Sosial merupakan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat. Organisasi ini mempunyai tujuan untuk kepentingan sosial seperti perkumpulan untuk mendapatkan suatu ilmu, kebutuhan rohani, maupun bagi kepentingan sosial atau bersama. Karena itu Organisasi Sosial dapat diartikan sebagai Organisasi Kemasyarakatan karena tujuannya hanya untuk kepentingan bersama.
Jalur pembentukan Organisasi Sosial :
·      Jalur Keagamaan. Contoh : Organisasi Majelis
·      Jalur Profesi. Contoh : KElompok Belajar Kampus
·      Jalur Kepemudaan. Contoh : Karang Taruna antar warga
·      Jalur Kemahasiswaan. Contoh : BEM Kampus
·      Jalur Kepartaian. Contoh : Kampanye

C. Organisasi Regional
Organisasi Regional merupakan organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa Negara tertentu saja.
Sebagai contoh :
·      Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

D. Organisasi Internasional
Organisasi Internasional merupakan organisasi yang anggota-anggotanya meliputi Negara-negara didunia.
Sebagai contoh :
·      Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


3.                  Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

4.                  Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimum mungkin.

5.                  Tingkatan Manajemen
A. High Level (Tingkat Tinggi )
Contoh halnya Direktur dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi/hubungan organisasi dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi.
            B. Middel Level (Tingkat Menengah)
Salah satu contohnya seperti kepala bagian/divisi. Pengendali manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategi yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien mungkin.
C. Low Level (Tingkat Bawah)
Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin.

6.                  Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam  melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Ada lima fungsi manajemen, yaitu Merancang, Mengorganisir, Memerintah, Mengordinasi, dan Mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu
A. Perencanaan  (Planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
B. Pengorganisasian (Organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
C. Pengarahan (Directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

7.                  Ketrampilan-ketrampilan manajarial yang harus dimiliki manajer
Secara umum, terdapat empat ketrampilan manajer pada masing-masing tingkat manajer yaitu :
·      Conseptual skill
Kemampuan ini biasa dimiliki oleh manajemen tingkat atas. Manajemen tingkat atas harus memiliki kempauan mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan serta kepentingan organisasinya
·      Human Skill
Kemampuan ini harus dimiliki oleh manajemen tingkat menengah. Adapun tugas-tugas manajemen tigkat menengah yaitu  melaksanakan tujuan yang telah di konsep oleh manajemen tingkat atas serta mengkoordinasikan dan mengarahkan aktivitas manajer tingkat bawah dan juga karyawan operasional. Kemampuan human skill diantaranya yaitu mampu memahami orang lain, bekerjasaman dengan orang lain,  mendorong serta memotivasi orang lain, baik Secara individual maupun secara kelompok

·      Technical Skill
Kemampuan ini harus dimiliki manajemen tingkat bawah. Tuagasnya yaitu mengawasi karyawan secara langsumg. Mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan operasional yang dilakukan oleh karyawan.

·      Administration Skill
Kemampuan yang ada hubungannya dengan fungsi manajemen yang dilakukan.
.

Selasa, 27 Maret 2012

PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK (.) DAN KOMA (,)



A.                 Tanda Titik (.)
1.                   Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ibuku tinggal di Denpasar.
Biarkan mereka duduk di sana.
2.                   Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya :
a.     I. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria
Tanda titik tidak dipakai di bellakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau  ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
3.                   Tanda titik dipakai memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya :
Pukul 1.45.20 (pukul 1lewat 45 menit 20 detik)
4.                  Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya :
1.45.20 jam (1 jam, 45 menit, 20 detik)
0.30.30 jam (30 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5.                   Tanda titik dipakai antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda Tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Johnny, Denpasar. 2010. Jejek Petualang. Weltervreden: Balai Poestaka.
6.                   Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Misalnya :
Indonesia berpenduduk 11.000.000 orang
Tsunami Jepang menewaskan 9.000 jiwa
7.                   Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilanagn ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya :
Dia lahir pada tahun 1999 di Denpasar.
Lihat halaman 2387 dan halaman berikutnya.
8.                   Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya :
Acara kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ’45)
Segitiga Bermuda
9.                   Tanda titik tidak dapat dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat
Misalnya :
Jalan Diponogoro 12
Denpasar
15 Maret 2012
Yth. Sdr. Johnny Shagara

B.                 Tanda Koma (,)
1.                   Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli buku, pensil, dan pena.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan prangko.
2.                   Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang di dahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari ini hujan.
Dia bukan anak Pak Eko, melainkan anak Pak Kasim.
3.                   Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak jadi datang ke kampus.
Karena sibuk, saya lupa dengan janji.
4.                   Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya :
Saya tidak akan datang jika hari ini hujan.
Saya lipa akan janji karena sibuk.
5.                   Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya :
Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
Jadi, soalnya tidak semudah itu.
6.                   Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat pada kalimat.
Misalnya :
O, begitu ?
Wah, bukan main !
7.                   Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat.
Misalnya :
Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “ karena kamu lulus.”
8.                   Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Hukum dan Ekonomi, Universitas Udayana , Denpasar.
Sdr. Johnny, Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar
Denpasar, 15 Maret 2012
Bali, Indonesia.
9.                   Tanda koma dipakau untuk menceraikan bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Pustaka Rakyat.
10.               Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga.
Misalnya :
B. Johnny, S.Kom.
Ny. Dona, M.A.
11.               Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya :
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke Manado.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
12.               Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya :
12,5 m
Rp 12,50

MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL



MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan Sistem Manajemen Lingkungan ( EMS ).   Manajemen lingkungan saat ini telah banyak mengalami perubahan yang cukup berarti terutama dimulai Sejak awal tahun 1990. Penelitian mengenai efek dan akibat penerapan manajemen lingkungan telah banyak dilakukan terutama Sejak munculnya ISO 14001 di tahun 1996. Penerapan manajemen lingkungan yang baik di tingkat organisasi pada umumnya dibagi menjadi 3 elemen :
  • Perlindungan lingkungan secara fisik.
  • Membentuk budaya berkelanjutan dalam organisasi
  • Menanamkan nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen organisasi.


1.        Definisi Lingkungan
Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subjek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan : tanah, udara, air, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan aktifitas merencanakan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.


2.        Faktor – Faktor Lingkungan
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manager. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil.  Ada dua macam faktor lingkungan, yaitu :
  • Faktor Lingkungan Internal yaitu lingkungan yang ada didalam usahanya saja.
  • Faktor Lingkungan Eksternal yaitu unsur-unsur yang berada diluar organisasi, dimana unsure-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manager, disamping itu juga akan mempengaruhi manager didalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan ekonomi, paraturan pemerintah, perilaku konsumen, perkembangan teknologi, politik dan lainnya.


3.        Lingkungan Eksternal Mikro dan Lingkungan Eksternal Makro
a.     Lingkungan Eksternal Mikro
Yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan, para pesaing, lembaga perbankan dan lainnya.
b.    Lingkungan Eksternal Makro
yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik, sosial dan lain sebagainya.


4.        Tanggung Jawab Sosial Manajer

Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab sosial atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut.

     Terutama hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga pendidikan, perusahaan lain, supplier, pemerintah dan masyarakat umum.

     Etika pembinaan merupakan kewajiban seorang kepada masyarakat bagaimanapun juga etika seorang manager akan sangat mempengaruhi keputusan dan kegiatan organisasi tentunya, etika seorang manager harus berdasarkan kepada nilai atau sekandal moral yang dianggap baik dalam lingkungan suatu masyarakat.
Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan pada masalah etika :

  1.   Hukum, Menurut hukum yang berlaku

  2.   Peraturan Pemerintah

  3.   Kode Etik industri dan perusahaan

  4.   Tekanan-tekanan sosial

  5.   Tegangan antara standar perorangan dengan organisasi